Isu-Isu Mutakhir

Menjelang akhir tahun ini berbagai isu di bidang pendidikan hangat
dibicarakan baik di tingkat nasional, regional, maupun di tingkat
internasional. Di Indonesia sendiri di samping masalah evaluasi mutu pendidikan melalui sistem Ujian Akhir Nasional (UAN) masih kontraversial, rencana pemekaran organisasi di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional dengan memisahkan Direktorat Jeneral Pendidikan Dasar dan Menegah menjadi Derektorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Direktorat Jenderal Pendidikan Menegah dan masa pakai buku pelajaran selama lima tahun yang dikemukakan oleh Menteri Pendidikan Nasional baru menjadi polemik yang belum
berkesudahan. Sementara itu pendidikan multikultural berkembang pula menjadi wacana yang ramai dibicarakan dalam berbagai seminar. Di lingkungan BPK PENABUR sendiri, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan termasuk mutu pelayanan pendidikan, sistem sekolah lima hari, program akselerasi, serta uji kompetensi guru, menjadi perhatian yang cukup besar. Kemajuan teknologi informasi dan teknologi komunikasi semakin merasuk hampir ke semua bidang kehidupan manusia serta semakin banyak dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Kehadiran teknolgi informasi dan tenologi komunikasi itu juga menjadi pembicaraan yang hangat dalam Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran yang diselenggarakan oleh Universitas Terbuka, dan Pustekom Depdiknas di Jakarta tgl. 1 dan 2 Desember 2004. Kemajuan teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempengaruhi proses pembelajaran di dalam dan di luar lembaga pendidikan. Paradigma terhadap pendidikan perlu dikembangkan selaras dengan kemajuan ilmu pendidikan dan kemajuan teknologi di bidang pembelajaran. Akan tetapi, nampaknya di samping teknologi pembelajaran yang semakin canggih, aspek lain yang dapat meningkatkan keberhasilan pembelajaran perlu juga diperhatikan. Aroma, yang selama ini Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif
hampir luput dari pengamatan, ternyata mulai diteliti. Bagaimana sebenarnya pengaruh aroma dalam menumbuhkembangkan minat belajar?
Dalam rubrik ini diangkat pendidikan di era informasi, pengaruh aroma dalam proses pembelajaran, serta program akselerasi yang diselenggarakan oleh beberapa sekolah di lingkungan BPK PENABUR. Isu berikut ini mungkin dapat menggugah untuk mempelajarinya lebih jauh atau mengadakan penelitian di bidang itu.
Pendidikan di Era Informasi
Sistem pendidikan formal yang saat ini berlaku sebenarnya berawal dari jaman Revolusi Industri. Pada masa itu dibutuhkan cara melatih tenaga kerja pertanian untuk menangani pekerjaan di pabrik. Oleh karena itulah dibangun sistem sekolah untuk menciptakan mentalitas produksi massal. Sistem pendidikan ini memiliki ciri efisiensi dan keterukuran, serta menghasilkan tenaga kerja siap pakai. Akan tetapi sekarang ini kita berada di era informasi. Siswa dapat mengakses beribu-ribu topik berbeda dalam hitungan menit. Dalam era informasi ini, Revolusi Industri hanyalah tinggal kenangan. Oleh karena itu mengapa kita masih mendidik anak-anak kita untuk mempersiapkan mereka sebagai pekerja industri, dengan mengajarkan hafalan dan silabus akademik yang kaku? Anak-anak sekarang butuh belajar keterampilan yang akan menolong mereka memperoleh pekerjaan pada era sekarang ini dan dalam kultur masyarakat sekarang ini. Mereka perlu belajar bagaimana membuat keputusan mereka sendiri, bekerjasama dengan orang lain, dan memilah informasi yang membanjir. Lembaga-lembaga pendidikan diharapkan dapat memenuhi harapan tersebut. Sebagai suatu sistem, lembaga-lembaga pendidikan perlu memperhatikan perkembangan di Era Informasi yang menghendaki perubahan sebagai berikut.

Pengaruh Aroma dalam Belajar

Anak-anak, pada kenyataannya semua anak, secara rutin menggunakan penciuman secara terpadu dengan semua indera yang lain untuk menjelajahi dunia. Secara intrinsik, indera penciuman berperan penting, paling tidak hingga masa puber. Contohnya seorang remaja putri yang merasa nyaman dan tidur nyenyak dengan pakaian ibunya karena baunya seperti bau ibunya). Di samping itu anak senang bermain di ruangan atau lingkungan yang memberikan aroma yang disukainya. Bahkan berdasarkan penelitian Dr. Hirsch, anak bermain dengan alat atau mainan yang mengeluarkan aroma yang disukainya. Labih jauh lagi, Dr. Alan Hirsch, peneliti dari Chicago, menemukan aroma bunga yang diteteskan pada mainan itu ternyata membantu bayi belajar.
Hirsch tidak tahu tepatnya bagian apa dari aroma bunga yang berkhasiat. Tetapi orang tua dapat menciptakan suasana belajar yang positif di rumah. Caranya, menurut Hirsch, pertama-tama hilangkan sumber bau tidak enak. Kemudian temukan aroma bunga yang disukai anak dan sajikan dalam bentuk bunga kering, bunga segar, ataupun lilin beraroma yang dibakar. Aroma bunga akan membuat anak lebih terjaga dan meningkatkan daya ingatnya. Mungkin suatu hari nanti, kenangan anak tentang sekolah adalah aroma bunga, bukan lagi bau debu kapur tulis atau spidol. Hirsch mengatakan, bila penciuman dapat membangkitkan ingatan masa lalu, maka dia dapat membuatnya mempunyai efek yang lebih jauh lagi misalnya, anak dapat menjadi lebih pintar dan belajar lebih cepat hingga dua kali lebih. Campuran aroma bunga-bungaan ternyata efektif bukan hanya untuk bayi tetapi juga untuk anak-anak usia Taman Kanak-Kanak (TK). Hirsch tidak tahu tepatnya bagian apa dari aroma bunga yang berkhasiat. Mungkin aroma dapat meningkatkan koordinasi mata-tangan atau mungkin karena mampu mengaktifkan bagian otak yang normalnya tidak aktif. Penciuman memiliki hubungan langsung ke otak. Penciuman langsung mempengaruhi system lim-bic atau otak emosi. Itulah sebabnya penciuman dapat membangkitkan kenangan, demikian pendapat Hirsch.
Program Akselerasi
Sejak tahun pelajaran 2002-2003, BPK PENABUR Jakarta menyelenggarakan program akselerasi. Akselerasi adalah program percepatan belajar, yaitu siswa dapat menyelesaikan studi dalam satu jenjang pendidikan dengan lebih cepat. Pada jenjang Sekolah Dasar dimulai pada kelas 3, sehingga kelas 3 – 6 dapat diselesaikan dalam 3 tahun. Untuk jenjang SMP dan SMA dimulai pada kelas 1 dan dapat diselesaikan dalam 2 tahun. Program akselerasi ditujukan untuk melayani siswa berbakat dan berpotensi akademis tinggi, yakni siswa yang memiliki tingkat kecerdasan, kemandirian, dan kematangan emosional tinggi. Siswa berbakat yang dapat belajar jauh lebih cepat dari siswa seusianya dapat menyelesaikan pendidikan dalam waktu lebih singkat, sehingga mereka dapat segera melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Sejak dimulainya program akselerasi di Indonesia bahkan juga di dunia, pro dan kontra mengenai program ini hingga sekarang belum tuntas. Kubu kontra akselerasi terutama meragukan kematangan pribadi dan sosial siswa. Pihak ini menyoroti bahwa keberhasilan seseorang lebih bergantung pada inteligensi emosional dan sosial seseorang dibandingkan IQ. Menjawab hal di atas, kubu pro akselerasi menyoroti bahwa anak berbakat biasanya lebih suka bergaul dengan orang lebih tua sehingga lebih cepat matang. Selain itu bahwa kematangan kepribadian dapat dirangsang dengan berbagai program eskalasi mental. Menyadari pentingnya mengetahui sejauh mana program akselerasi di BPK PENABUR Jakarta terlaksana sebagaimana seharusnya dan sejauh mana mencapai hasil yang dicapai, BPK PENABUR Jakarta berinisiatif untuk mengevaluasi program akselerasi ini secara menyeluruh dalam waktu dekat. Pengkajian akan meliputi semua aspek persiapan penyelenggaraan, seleksi siswa, kurikulum, guru, sarana prasarana, sistem evaluasi, bimbingan dan konseling, pembiayaan, dan output. Hasil kajian akan digunakan untukpenyempurnaan program akselerasi secara tepat dan terarah.

About casinoholdem


Leave a comment